Posts

Showing posts from May, 2015

Cerminan Kehidupan Kertas

Image
Suasana pameran Setiawan Sabana, dengan tajuk   Lakon Tubuh : Chaosmos Perjalanan Jiwa yang dilaksanakan di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (31/5). Di setiap sudut ruangan terpajang berbagai karya seni yang terbuat dari kertas. Cahaya lampu di ruang Bentara Budaya Jakarta tampak redup saat pengunjung memasuki ruangan. Di setiap sisi ruangan, terpampang lima buah patung berbentuk kepala manusia, dan lima buah patung tubuh manusia. Sorot lampu yang berada di sekitar patung, digunakkan untuk menyinari karya seni rupa tersebut. Deretan patung tersebut tidak hanya tersaji di setiap sisi ruangan. 15 patung tubuh manusia juga tergantung di tengah ruangan. Dengan bermodalkan tali yang tipis, serta redupnya cahaya di ruangan, membuat pengunjung merasa karya seni rupa tersebut seolah mengapung. Tidak hanya di tengah ruangan, patung yang mengambang juga bisa ditemui di sisi kanan ruangan. Pada sisi kanan ruangan, terdapat lukisan yang menyerupai tubuh manusia. “Dalam tubuh aku p

Dialog Sarana Membentuk Kerukunan Beragama*

Image
Richard C Shalter, Salahudin Kafrawi, Sri Mulya t i, dan Muhammad Shafik (dari kiri ke kanan) dalam Seminar Nasional bertajuk Interfaith Dialogue : Religious Life Experiences In USA di ruang teater lantai empat FU UIN Jakarta, Jum’at (29/5). Dalam menjalankan kehidupan b e r agama disuatu negara masyarakat dituntut memiliki rasa toleransi agama yang kuat. Maka dari itu, dialog merupakan hal ter penting untuk meminimalisir adanya perselisihan yang berujung pada tindakan anarkis. Dengan berdialog masyarakat juga bisa memperdalam pemahaman antar agama. Demikian disampaikan Asisten Profesor Studi Agama Hobart and Wiliam Smith Colleges, Salahudin Kafrawi dalam Seminar Nasional bertajuk Interfaith Dialogue : Religious Life Experiences In USA di ruang teater lantai empat Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Islam N eg e ri (UI N ) Syarif Hidayatulloh J akarta, Jum’at (29/5). Ia menambahkan , terjadinya anarkis me antar agama, disebabkan dari perbedaan pemahaman. Seha