Dialog Sarana Membentuk Kerukunan Beragama*
Dalam menjalankan kehidupan beragama disuatu negara masyarakat dituntut memiliki rasa toleransi agama
yang kuat. Maka dari itu, dialog merupakan hal
terpenting untuk meminimalisir adanya perselisihan yang berujung pada tindakan anarkis.
Dengan berdialog masyarakat juga bisa memperdalam pemahaman antar agama.
Demikian disampaikan Asisten Profesor Studi Agama Hobart
and Wiliam Smith Colleges, Salahudin Kafrawi dalam Seminar Nasional bertajuk Interfaith
Dialogue : Religious Life Experiences In USA di ruang teater
lantai empat Fakultas Ushuluddin (FU) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh Jakarta, Jum’at (29/5).
Ia menambahkan,
terjadinya anarkisme antar agama, disebabkan dari perbedaan
pemahaman. Seharusnya, hal itu dapat
dihindari dengan berdialog intensif antar masyarakat. “berdialog dapat memperkecil tejadinya
kekerasan fisik.” ucapnya.
Dialog
yang dilakukan pun harus bersifat interaktif, kata Salahudin, dengan begitu masyarakat berbeda agama dapat saling mengerti dan
memahami ajaran masing-masing. Terlebih, bila rutin dilakukan akan menambah
rasa toleransi beragama dalam diri.
“Sebagian
masyarakat
Amerika menilai Islam sebagai agama pendukung
kekerasan,” ujarnya. Namun, setelah terjadi dialog antara masyarakat muslim dan non muslim di Benua Amerika. Akhirnya, mereka menyadari anggapan Islam itu keras merupakan sebuah kekeliruan.
Di
sis lain, Salahudin berharap masyarakat muslim harus menjadikan Al-quran sebagai sumber pokok dalam kehidupan.
Sebab, sering kali mereka lebih mengutamakan penafsiran
manusia daripada Al-quran.
Tak hanya itu, pemahaman terhadap Al-quran pun bukan
hanya sebatas tekstual saja namun lebih pada
makna isi
kandungan ayatnya.
Ketua pelaksana
acara, Maulana Ikhsan menjelaskan, seminar ini merupakan
bentuk kepedulian mahasiswa terhadap toleransi beragama. Lebih lagi, dapat menambah pengetahuan mahasiswa maupun dosen program magister S2. Selain itu, seorang muslim baiknya berani berdialog dengan orang
non muslim agar tercapai kerukunan beragama.
*berita ini dipost di www.lpminstitut.com
Comments
Post a Comment