Lemahnya Rupihah Memperburuk Ekonomi Indonesia*
Melemahnya
rupiah atas dolar Amerika Serikat telah memperburuk perekonomian di dalam
negeri. Naiknya harga dolar juga berdampak
pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan
melambungnya harga bahan pokok.
Hal tersebut
diutarakan oleh Jeanita Inayah selaku Ketua Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia
(GPPI) dalam aksi yang bertajuk “Dolar Melambung Tinggi Stop Ketergantungan
Terhadap Asing” di depan halte Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jumat (4/9).
Jeani mengatakan,
aksi ini bertujuan untuk menekan pemerintah agar lebih cepat dalam menangani
masalah kenaikan dolar. Selain itu, aksi ini menuntut pemerintah agar tidak
bergantung kepada negara asing dalam bidang ekonomi. ”Jika masih bergantung,
berarti negara kita belum merdeka sepenuhnya,” ujarnya usai berorasi.
Senada dengan Jeani,
koordinator aksi Muftie Arief menyatakan, dolar semakin melambung karena
Indonesia masih mengimpor bahan-bahan pokok dari negara asing. Padahal, sumber daya
alam yang ada di Indonesia belum dimaksimalkan fungsinya. “Kualitas bahan pokok
kita sama bagus dengan negara pengimpor,” jelasnya, Jumat (4/9).
Dengan adanya
aksi tersebut, Arief berharap, perekonomian Indonesia kembali membaik dan
jumlah pengangguran semakin berkurang. “Mahasiswa sebagai agen perubahan harus
ikut menyuarakan aspirasi rakyat. Kalau bukan mahasiswa siapa lagi yang akan
membela rakyat?” tuturnya.
Sementara itu, salah
satu mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Rifka Indi
menanggapi aksi ini dengan positif. Menurutnya, dengan adanya aksi ini berarti
banyak mahasiswa yang peduli terhadap keadaan ekonomi Indonesia. “Tapi
sayangnya dari aksi tersebut menyebabkan kemacetan di jalan depan UIN Jakarta,”
katanya, Sabtu (5/9). (Yayang Zulkarnaen)
*berita ini di post di www.lpminstitut.com
Comments
Post a Comment