Menjaga Seni Islam Melalui Kaligrafi

Beberapa santri sedang belajar dasar-dasar seni kaligrafi di Lembaga Kaligrafi Al-Quran (Lemka) Sukabumi. Mereka juga belajar beberapa teknik penulisan kaligrafi, Kamis (30/7).


Ukiran kaligrafi terdapat di setiap sudut bangunan Lembaga Kaligrafi Alquran (Lemka). Ayat-ayat Alquran terukir dengan corak dan warna yang berbeda, perpaduan warna cat membuat kaligrafi semakin beragam. Ukiran tersebut juga terdapat pada setiap dinding pesantren. Sehingga, orang yang masuk ke dalam pesantren dapat menikmati ukiran kaligrafi di kanan dan kiri mereka.

Dalam bingkai kayu berukuran 30 x 40 cm terukir lafadz Allah dengan tinta merah dan background kuning putih yang membuat lafadz Allah semakin nampak. Dalam kaligrafi tersebut, ada pula gambar bunga berwarna ungu di bagian  bawah kaligrafi yang terlihat menyatu dengan tulisan.

Kemudian ada juga kaligrafi yang bertuliskan kalimat syahadat yang ditulis dengan tinta emas dengan background garis-garis berwarna oren kecoklatan. Background garis-garis itu membuat kaligrafi bertuliskan kalimat syahadat menjadi berkilau saat terkena cahaya dari lampu yang ada di ruangan.

Pada dinding yang berbeda, terpasang kaligrafi yang menyerupai batik dengan lengkungan-lengkungan ayat Alquran. Tulisan ayat Alquran itu memenuhi kanvas berukuran 40 x 80 cm yang terbingkai dengan  kayu  berwarna hitam. Kaligrafi tersebut tertulis dengan paduan hijau dan biru sehingga tulisan terlihat serasi dengan warna background.

Lemka yang berdiri sejak tahun 1998 ini, merupakan lembaga kaligrafi terbesar di Indonesia. Kepala Bidang  Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lemka, Hilmi Munawar mengatakan, tujuan utama berdirinya lembaga yang digagas oleh Didin Sirojuddin adalah melestarikan kesenian kaligrafi di Indonesia. “Kaligrafi merupakan seni di atas seni Islam. Sehingga, warga Indonesia perlu melestarikan kesenian yang berupa kaligrafi ini,” ungkapnya, Kamis (30/7).

Hilmi menambahkan, Lemka mengajarkan beberapa teknik penulisan kaligrafi dengan menggunakan kanvas, kayu, dan alumunium. Selain itu, sistem pembelajaran di pesantren Lemka menggunakan sistem Diklat. “Jadi, dalam waktu satu tahun santri digembleng dengan pelajaran mengenai berbagai jenis tulisan arab (khat) mulai dari khat naskhi, tsulus, diwani, diwani jali, farisi, riq’ah dan kuffi,” Papar Hilmi.

Salah satu anggota Lemka, Muhammad Zulsaddam Nasution menuturkan, Lemka merupakan tempat yang cocok bagi siapa saja yang mau mendalami kaligrafi. “Terlebih, Lemka merupakan salah satu rujukan kaligrafi nasional,” ungkapnya, Minggu (2/8). (Yayang Zulkarnaen)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN