Film The Lorax Jadi Cerminan Jakarta, Benarkah ?



Udara bersih dapat kita dapat dari lingkungan yang masih asri penuh dengan pepohonan dan tumbuhan. Sebagai penghasil oksigen yang dibutuhkan manusia keberadaan pepohonan menjadi sangat penting untuk menghasilkan udara segar. Namun bagaimana jika suatu saat pepohonan sama sekali hilang di muka bumi sepert yang tergambar dalam film The Lorax.

Film yang merupakan adopsi dari buku cerita Dr. Seuss menggambarkan kehidupan manusia di masa yang akan datang. Di sana, keadaan bumi telah berubah, pepohonan dan tumbuhan sudah menjadi barang yang langka. Bahkan pohon dan rumput yang ada pun telah berubah menjadi buatan manusia yang terbuat dari plastik.

Dalam film yang diterbitkan tahun 2012 ini mengisahkan rasa penasaran seorang anak (Ted Wiggins) terhadap keberadaan pohon asli (bukan terbuat dari plastik). Karena di Kota Thneed-ville semua elemennya buatan manusia, mulai dari bangunan sampai pepohonan yang ada pun terbuat dari plastik yang dimodifikasi menyerupai aslinya. Namun keberadaan pohon buatan tersebut tidak memberikan manfaat, karena meskipun pohon buatan itu ada masyarakat di sana harus tetap membeli oksigen kemasan untuk merasakan udara segar.


Keinginan Ted pun semakin kuat ketika dia bertemu dengan seorang gadis bernama Audrey. Sang gadis ternyata mempunyai mimpi yang sama dengan ted untuk melihat pohon asli sehingga Ted pun akhirnya jatuh hati kepadanya. Kemudian setelah mendapat informasi dari neneknya, mereka pun akhirnya menemui Once-ler yang tahu asal muasal penyebab keadaan bumi menjadi gersang.

Dari pertemuan mereka dengan Once-ler akhirnya mereka menyadari bahwa keadaan bumi ternyata berbeda dari kota asalnya (Thneed-vile). Kemudian Ted pun diberikan misi untuk memperbaiki kota asalnya tersebut yang rusak akibat keserakahannya. Dalam film tersebut menceritakan keserakahan manusia untuk menjadi kaya namun lupa dengan lingkungan sehingga merusaknya.

Jika dalam kehidupan nyata, melihat film ini membuat kita khawatir akan terjadi hal yang sama terhadap kehidupan kita saat ini. Di Jakarta misalnya, meskipun sekarang masih banyak pohon dan tumbuhan hijau tapi jumlahnya cenderung sedikit. Bahkan dengan makin luasnya pembangunan bisa saja suatu saat tumbuhan dan pepohonan lenyap digantikan tingginya gedung pencakar langit.

Selain itu polusi udara pun menjadi tercemar dengan makin banyaknya jumlah kendaraan yang ada di ibu kota. Jika dipikir-pikir, makin banyaknya jumlah kendaraan pun akan menaikan jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang ada dan bukan mustahil suatu saat akan habis. Tentu permasalahan ini bukan tanpa solusi, kita pun bisa mengantisipasinya dari sekarang.

Salah satunya, seperti yang kita tahu, pemerintah telah mengembangkan bahan bakar yang terbuat dari Gas (BBG). Bahan Bakar Gas tersebut merupakan konversi dari gas alam menjadi zat cair yang lebih ramah lingkungan. Mengapa begitu ? karena penggunaan BBG ini tidak menimbulkan polusi udara dan sampai saat ini jumlahnya masih tergolong melimpah di bumi nusantara ini.





sumber : jagatreview.com
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN