Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji

Klono Sewandono, Pancak Doyok (dari kanan ke kiri), dan pemain lainnya dalam pentas seni bertajuk Seni Reog Barong di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (13/9). Klono Sewandono dan Joko Lodro sedang memperebutkan Singo Barong untuk dijadikan mahar pernikahan Dewi Sekar Taji.

Dung.. Dung.. Dung..  Gong mulai berbunyi bersautan dengan alunan gamelan menghasilkan harmonisasi nada yang berirama. Bersamaan dengan bunyi alunan gamelan, seketika muncullah dua anak lelaki mengenakan topeng bermata besar dihiasi bulu angsa di sisi topeng. Mereka mulai menari dengan menggerakkan pinggul dan tangan secara bersamaan.

Tak hanya itu, kedua lelaki tersebut pun menyelingi tariannya dengan gerakan akrobatik. Seperti berjalan menggunakan tangan dan melompat sambil memutar badan di udara. Gerakan tersebut berhasil memukau dan membuat penonton berdecak kagum. Sontak suara gemuruh tepuk tangan memenuhi seisi ruangan.

Sesaat kemudian, datang lagi dua lelaki lain memakai rompi hitam dan ikat kepala terbuat dari batik khas Keraton Jawa. Keduanya biasa disebut Bancak Doyok pengawal Raja Raden Panji Asmoro Bangun dari kerajaan Kediri. Kala itu Raden Panji memendam rasa dan jatuh hati kepada Dewi Sekar Taji seorang putri catik asli Kerajaan Janggala.

Berkat kecantikan dan kemolekkan tubuh Dewi Sekar Taji, Raden Panji Asmoro Bangun berniat untuk mempersunting dan menjadikan Dewi sebagai permauisurinya. Akan tetapi, Raden Panji mendapatkan tantangan. Dewi Sekar Taji menantang Raden Panji untuk menangkap Singo Barong, seekor hewan buas untuk menjadikannya mahar pernikahan.

Raden Panji pun memerintahkan pengawalnya untuk memburu Singo Barong. Akan tetapi Raden Panji merasa Bancak Doyok belum mampu mengalahkan Singo Barong. Maka dari itu, ia kembali memerintahkan Bancak Doyok untuk meminta bantuan kepada saudaranya yakni Joko Lodro.

Setelah Bancak Doyok menemui Joko Lodro, Joko Lodro pun bersedia membantu Raden Panji Asmoro Bangun untuk mengalahkan Singo Barong. Sekian lama mencari, akhirnya Bencak Doyok dan Joko Londro menemukan Singo Barong lalu terjadilah pertempuran sengit di antara mereka. Dengan kesaktian Joko, Singo Barong tunduk dan mengakui kekalahannya.

Setelah itu, Joko Londro dan Bancak Doyok membawa Singo Barong untuk diserahkan kepada Raden Panji Asmoro Bangun. Namun dalam perjalanan pulang Joko Lodro dan bancak Doyok dihadang Klono Sewandono, seorang raja yang juga ingin mempersunting Dewi Sekar Taji.

Seketika kemudian terjadilah perseteruan antara Joko dan Klono. Perseteruan tersebut berujung pada pertempuran hebat. Pertempuran berjalan sengit, saat itu pula Joko mengeluarkan senjata pusakanya berupa golok sakti. Alhasil Joko memenangkan pertarungan sehingga Klono lari kocar-kacir.

Penyerahan Singo Barong kepada Raden Panji, menjadi penutup dalam pentas seni bertajuk “Seni Reog Barong” di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (13/9). Menurut Ketua penyelenggara Seni Barong, Totok Ismoyo, pementasan barong bertujuan untuk melestarikan kesenian daerah. Selain itu, ia juga ini ingin mengedukasi penonton agar selalu tulus dalam menolong sesama.

Salah satu penonton, Tri Wijiati mengaku terkesan dengan adanya pementasan tersebut. Sebab ia dapat mengingat pementasan Reog Barong yang dahulu kerap dipertunjukkan di daerahnya. Lebih lagi ia juga mengakui penyajian dalam pentas seni kali ini sangat menghibur. “Gerakan pemainnya atraktif, tertib, dan rapi,” ungkap perempuan asli Grobogan ini.


Senada dengan Tri, Ahmad Yasir juga mengapresiasi penampilan seni Reog Barong ini. Di sisi lain penampilan seni tersebut dapat memperkenalkan ragam kesenian asli Indonesia kepada masyarakat luar. ”Cintai kesenian negeri sendiri agar tidak direbut asing,” ujarnya. (Yayang Zulkarnaen)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN