Aksi 4 November Bentuk Nyata Negara Demokrasi



Demo 4 November 2016 merupakan aksi unjuk rasa yang dikoordinsai oleh sejumlah organisasi masa Islam di Jakarta dan sekitarnya. Dalam aksi tersebut turun sekitar 200 ribu orang sebagai bentuk reaksi atas ucapan Gubernur DKI Jakarta (non-aktif) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dianggap menyinggung Umat Islam. Sebagian besar pendemo memang dari warga Jakarta sendiri namun banyak pula pendemo yang datang dari luar daerah.

Aksi yang dilakukan Jumat 4 November 2016 ini banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Di samping itu, ternyata aksi tersebut pun menjadi sorotan di mata dunia. Beberapa sekolah, universitas, toko, dan kantor sengaja meliburkan aktifitasnya karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untunglah kejadian yang ditakutkan beberapa orang tidak terjadi dan demo pun berjalan lancar.

Tulisan ini berdasarkan sumber teks berbahasa inggris “The November 4 (411) protest was one remarkable history of Indonesian democracy. It taught Indonesians many lessons, but the highlight is how the government has been maturing itself in responding a protest.

It was a surprise, and definitely a smart move, of the Police to use much more cooperative and humanist approach to deal with the protesters by beginning their security routines with praying and dhikr. The way the security officials handle the protesters must be highly appreciated.

Their effort to resist repressive actions, during the day, especially was a breakthrough. It was something new in our democracy. This was the key of the success of the government in 411 rally.

Despite some clashes between the protesters and the police, the overall protest has been very peaceful. What happened on November 4th was maybe beyond what the government may expect. The violence level was relatively low with small number of casualties.

One of the protesters dead because his previous asthma history, and not related to any attack or accidental shooting. What happened in Penjaringan area was a criminal activity done by rascals, not protesters, but again the government has shown its readiness to handle such unexpected situation not to spread in other areas.

In fact, it was actually not related to the protests. It was done by some irresponsible people who take advantage of the protest. Yet, the government could promptly took needed action to bring back situation to normal in relatively short time.

All in all, the government has done a marvellous job in dealing with this protest. What was feared was not occurring and all situation could be handled very well and wisely. We hope that this will be a new era of Indonesian democracy, which is more mature and humanist. Bravo!”

Teks berbahasa inggris tersebut menceritakan bahawa sebelum para pendemo memulai aksinya, mereka memulainya dengan berkumpul di Mesjid Istiqlal untuk menunaikan salat Jumat. Setelah shalat jumat, mereka melakukan perjalanan panjang menuju Istana Negara. Tuntutannnya yaitu agar pemerintah mengadili Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus penistaan agama. Waktu itu, Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, dan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon dan Fahri Hamzah pun turut hadir di antara ribuan jemaah tersebut.

Selain para demonstran, pada demo kali ini polisi pun sebelum menjalankan tugasnya mereka melakukan doa dan dzikir bersama. Turut serta wanita pun terlihat dengan turunnya 300 polisi wanita (polwan) berjilbab untuk melakukan pendekatan secara persuasif kepada para demonstran. Selain itu pakaian 500  orang personel brimob pun terlihat seperti demonstran dengan mengenakan sorban dan peci saat mengawal jalannya demonstrasi.

Meskipun pada malam hari terjadi sedikit kericuhan di mini market yang berada di daerah Penjaringan, pihak kepolisian mengatakan kericuhan tersebut merupakan kegiatan berutal yang dilakukan oleh segelintir orang yang berusaha mengambil kesempatan dan bukan demonstran. Namun polisi begitu sigap mengambil tindakan atas kejadian tersebut dan orang yang menjadi tersangka kericuhan berhasil diamankan oleh polisi.

Bila dilihat kita perlu mengapresiasi kedewasaan demokrasi yang terjadi sekarang ini. Para pendemo menyalurkan aspirasinya dengan jalan damai dan tidak anarkis. Ini membuktikan kedewasaan yang telah tertanam dalam diri rakyat Indonesia dalam menjalankan sistem demokrasinya. Dalam negara yang menerapkan sistem demokrasi maka sudah sewajarnya penyaluran aspirasi rakyat mendapat perhatian baik dari pemerintahnya dan ini terbukti dengan lancarnya aksi tersebut.

Kiranya kepolisian, pemerintah, dan warga Indonesia ke depannya akan lebih baik lagi dalam menjalankan sisetem demokrasi yang ada di negara kita tercinta ini. Indonesia yang merupakan persatuan dari berbagai suku dan bahasa harus tetep menjunjung kebineka tunggal ikaannya supaya terciptanya negara yang aman, damai, dan penuh kesejahteraan.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN