Datangi Sema-U, Sema-F Tuntut Transparansi*




Beberapa mahasiswa yang mengatasnamakan Senat Mahasiswa Fakultas (Sema-F) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ramai-ramai mendatangi Sekretariat Senat Mahasiswa Universitas (Sema-U), Rabu (21/10) malam. Malam itu Sema-U tengah mengadakan sidang pleno terkait pembentukan petunjuk teknis (juknis) pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) untuk Pemilihan Umum Raya (Pemira) mendatang.

Rapat yang dilaksanakan Sema-U sejak magrib selesai sekitar pukul 22.00. Namun, ketika palu pengesahan persidangan akan diketuk, mahasiswa yang berada di dalam sekretariat Sema-U mendengar keributan dari luar. Beberapa oknum mahasiswa terdengar menggedor-gedor ruangan bahkan ada yang sampai menendang-nendang pintu Sekretariat Sema-U.

Hal itu diungkapkan Ketua Sema-U, Eko Siswandanu. Ia bercerita, beberapa mahasiswa dari Sema-F meminta hasil sidang pleno malam itu, yang sedang dibahas dan belum disahkan dengan Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan. Namun, Eko menyayangkan sikap Sema-F. “Mereka (Sema-F) tidak etis. Mereka menggunakan kekerasan verbal maupun fisik,” katanya, Kamis (22/10).

Di sisi lain, Ketua Sema-F Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Ade Prasetio mengungkapkan pihaknya tak bermaksud melakukan kekerasan. Ia bersama ketua Sema-F lainnya hanya menginginkan kejelasan dari hasil rapat yang telah disepakati bersama Warek 3, Rabu (14/10) lalu. “Dalam rapat bersama Warek 3, sudah jelas bahwa Sema-U terlibat secara keseluruhan dalam Pemira, tapi kenapa ada sidang pleno lagi,” tanya Tio, Kamis (22/10).

Tio menuturkan, seharusnya Senin (19/10) lalu seharusnya Sema-U sudah mensosialisasikan hasil rapat antara Sema-U dengan Warek 3 kepada seluruh Sema-F.  Akan tetapi, tambah Tio,  Sema-U tak melakukan sosialisi tersebut. “Rabu (21/10) sudah masuk waktu tenggang. Tapi, Rabu malam, Sema-U malah mengadakan sidang pleno lagi. Ini yang membuat kami tidak setuju,” paparnya.

Sementara itu, salah seorang satpam yang bertugas malam itu, Rahuddin Siregar mengaku kaget lantaran mahasiswa yang tak sedikit mendatangi Sekretariat Sema-U. Ia bersama rekannya tidak bisa berbuat apa-apa karena merasa tak mengetahui permasalahan yang terjadi di antara mahasiswa. “Saya kira itu cuman main-main saja, tapi lama-kelamaan suasana mulai memanas, kami pun memberi peringatan kepada mereka untuk membubarkan diri” aku Rahuddin, Kamis (22/10). (Yayang Zulkarnaen)

*Berita ini dipost di www.lpminstitut.com

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji