Melestarikan Budaya ala RDK*

Group band DAFT sedang tampil dalam acara Live Musik di lapangan SC UIN Jakarta, Kamis (29/10) . Acara tersebut diadakan oleh Radio Dawah Kampus (RDK) sebagai kegiatan rutin tahunan.
Pemandangan berbeda terlihat di Lapangan Student Center (SC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak seperti hari biasanya, lapangan yang digunakan mahasiswa untuk berolahraga, kini ramai dipadati penonton dari Radio Dawah Kampus (RDK) dalam acara konser Musik. Acara ini berlangsung sebagai penutup serangkaian acara RDK, Kamis (29/10).

Lapangan tersebut berubah menjadi konser musik dengan penataan panggung yang megah. Acara ini diisi oleh penyanyi dan grup vokal terkenal seperti, Barris, Nares, Kevin Lim, DAFT, dan Joshua March. Beberapa menit kemudian, para penonton mulai berdatangan dan memenuhi tempat yang disediakan panitia.

Sebelumnya, RDK mengadakan acara berbentuk perlombaan yang diadakan hampir satu bulan penuh, dan berlangsung dari tanggal 4-29 Oktober. Acara itu meliputi: Instagram in the hand, lomba foto, lomba siaran dan menulis berita, opening festifal band. Tak hanya itu, lomba menyanyikan lagu kebudayaan dan parade budaya pun turut melengkapi acara tersebut.

Ketua pelaksana  Faisal Abdul Aziz mengatakan, acara ini menjadi agenda besar RDK dengan tema utama “Budaya”. Ia juga menjelaskan banyak latar belakang RDK mengangkat tema tersebut. “Melihat anak muda zaman sekarang terkadang melupakan budayanya sendiri. Nah, acara ini mengingatkan semua, bahwa budaya Indonesia itu perlu dilestarikan,” tuturnya ketika ditemui ditengah acara.

Melestarikan budaya tidak sulit, lanjut Faisal, misalnya yang suka musik dengan musiknya. Kemudian, jika mahasiswa  menyukai dunia lukis, bisa dengan lukisannya. ”Melestarikan budaya itu bukan berarti harus pakai batik setiap hari atau tari daerah,  hobi yang kita suka pun bisa dijadikan sarana,” tutupnya.

Respons positif perihal acara ini diutarakan oleh Tebe Shandy, vokalis band DAFT. Menurutnya acara ini sangat menarik, terlebih, dapat memberikan kesadaran kepada mahasiswa pentingnya budaya. “Dengan adanya acara seperti ini, mahasiswa bisa mengingat dan melestarikan kebudayaan dengan gaya dan hobinya sendiri,” ungkapnya.

Tak hanya Tebe, salah satu penonton, Chairunnisa  mengaku terkesan dengan acara ini. Acara tersebut menurutnya dapat menghilangkan kepenatan setelah melakukan kegiatan setelah kuliah seharian. Namun ia menyayangkan keadaan tempat yang disediakan panitia. “Kita kan mau duduk-duduk, setidaknya panitia menyediakan karpet agar gak duduk di lantai,” ungkapnya. (Yayang Zulkarnaen)

*Berita ini dipost di www.lpminstitut.com

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji