Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha
Semua orang
tentu ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya, namun terkadang kesuksesan
tersebut terhalang oleh ketakutan diri sendiri. Rasa takut memgan manusiawi,
namun jika kita terus mengikuti ketakutan tersebut kita tidak akan melangkah
menuju kesuksesan yang kita cita-citakan. Jangan takut untuk gagal, karena kegagalan
adalah awal keberhasilan, itu yang harus selalu kita ingat. Ketika kamu gagal
jangan lantas menyerah, karena selalu ada jalan lain yang bisa kamu lakukan.
Tidak ada keberhasilan
yang tidak diawali dengan kegagalan, karena kegagalan adalah pintu awal menunju
keberhasilan tersebut. Kamu bisa belajar dari kisah para entreprneur sukses yang
sekarang telah menikmati keberhasilannya, jika kamu lihat perjuangan mereka
sebelum mereka berhasil banyak kegagalan yang mereka alami namun mencoba untuk
bangkit kembali. Berikut beberapa tokoh yang bisa kamu jadikan inspirasi
mencapai kesuksesanmu.
Bob Sadino
Siapa yang
tidak kenal dengan salah satu pengusaha terkenal ini, namanya telah banyak
dimuat di berbagai media di seluruh Indonesia. Pria yang memiliki nama asli
Bambang Mustari Sadino merupakan salah satu pengusaha sukses yang ada di
indonesia. Namun dibalik keberhasilannya tersebut pria kelahiran Lampung, 9
Maret 1939 ini telah berkali-kali mengalami kegagalan dalam usahanya.
Namun meskipun
kegagalan menghampirinya, pria yang lebih dikenal dengan sapaan Bob Sadino ini
selalu mencoba untuk bangkit kembali membangun usahanya. Pekerjaan tetapnya
sebagai karyawan sebuah perusahaan tidak menghentikan cita-citanya hingga ia
dengan berani mengundurkan diri dan mulai membuka bisnisnya sendiri dengan
membuka rental mobil. Mula mula usahanya berjalan lancar, namun setelah terjadi
kecelakaan bisnis rentalnya tidak lagi mendapat kepercayaan hingga jatuh
bangkrut.
Kebangkrutan tersebut
telah memaksanya menjadi buruh bangunan selama beberapa tahun. Semangatnya
untuk menjadi pengusaha pun tidak luntur dengan kebangkrutan rental mobilnya,
setelah beberapa lamanya akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali membangun
usahanya dibidang peternakan ayam. Usahanya dimulai dari kecil, perlahan
usahanya pun kembali berkembang semakin pesat.
Tak henti
sampai di situ, usahanya terus ia kembangkan dengan mencoba menjual sendiri
hasil ternaknya yang memiliki kualitas bagus. Dari kegagalan tersebut peluang
terus berdatangan, ia pun mencoba menanam sayuran hidroponik hingga melahirkan
supermarket Kem-Chicks yang terkenal dengan produk peternakan dan pertaniannya.
Sunny Kamengmau
Pendidikan bukanlah hal yang menghalangi pemuda asal Nusa Tenggara Timur ini untuk meraih kesuksesannya. Meskipun pendidikan terakhirnya setingkat SMA, pria ini mampu menguasai bahasa jepang dan menjadi pemasok Tas Robita ke negeri Sakura Jepang.
Pendidikan bukanlah hal yang menghalangi pemuda asal Nusa Tenggara Timur ini untuk meraih kesuksesannya. Meskipun pendidikan terakhirnya setingkat SMA, pria ini mampu menguasai bahasa jepang dan menjadi pemasok Tas Robita ke negeri Sakura Jepang.
Modal awal
kesuksesan Sunny adalah nekat, ia melangkahkan kakinya ke Bali untuk mencari
kerja hingga akhirnya diterima sebagai tukang sapu di sebuah hotel di sana.
Meski bekerja sebagai tukang sapu, Sunny mengerjakannya dengan sungguh sungguh
dan berkat kesungguhannya tersebut akhirnya ia diangkat sebagai security. Gajih
yang ia dapatkan selama menjadi secutity tersebut ternyata ia sisihkan untuk
membeli buku bahasa Inggris dan Jepang untuk dipelajarinya.
Hingga akhirnya
ia bertemu dengan dengan seorang pengusaha asal Jepang dan mengobrol dengannya,
pengusaha tersebut kagum dengan kemampuan bahasa Sunny hingga akhirnya ia pun
ditawari untuk menjadi pememasok tas ke negaranya. Meski sempat terseok di
tengah jalan dan hampir ditinggal oleh semua penjahitnya, namun Sunny akhirnya
bangkit dan saat ini ia memiliki 100 orang karyawan.
Reza Nurhilman
Tidak perlu
menunggu tua untuk mencapai kesuksesan, itu yang dibuktikan oleh Reza Nurhilman
yang memulai bisnisnya di usia 23 tahun. Meskipun waktu itu ia hanya memiliki
modal 15 juta ia memberanikan diri untuk membangun kerjasama dengan produsen
kripik lokal yang ada di Bandung. Sebagai pemasarannya ia pun sekereatif
mungkin menggunakan media sosial untuk memperluas pemasarannya.
Kemudahan dalam
berkomunikasi dimanfaatkan Reza untuk mengadakan sistem agen dalam pemasaran
kripiknya. Hingga akhirnya kripik yang sekaran dikenal sebagai ‘kripik setan
maicih’ telah menjangkau pemasaran yang luas. Berkat kerja kerasnya tersebut,
dalam kurun waktu setengah tahun Reza berhasil mengantongi omset penjualan
hingga Rp 7 miliar per bulan. Nominal yang menggiurkan bukan?
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs jadimandiri.org
Comments
Post a Comment