Ini Alasan Gas Bumi Sebagai Pengganti BBM

internet



Gas Bumi merupakan terobosan baru untuk menangani sulitnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Memang sejak tahun 1970 Indonesia merupakan negara yang kaya minyak bumi. Saat itu konsumsi BBM dalam negeri sekitar 122.000 barel per hari (bph), sedangkan produksi minyak mencapai 853.000 bph. Tahun itu menjadi tahun keemasan, Indonesia surplus sekitar 730.000 bph. Namun seiring pertumbuhan ekonomi, konsumsi BBM terus meningkat. Produksi minyak semakin berkurang dan tidak mencukupi untuk menutupi konsumsi dalam negeri. Maka sejak tahun 2004 Indonesia tidak bisa mengelak menjadi negara importir minyak.

Akibat kertergantungan impor, kita senantiasa tergantung pada harga pasar. Jika harga minyak dunia naik, maka harga minyak dalam negeri akan mengikuti dan berdampak pada perkembangan perekonomian. Biaya transportasi dan harga-harga lainnya akan turut naik dan sering kali terjadi gejolak sosial, karena pengeluaran masyarakat tidak sebanding dengan pendapatan atau daya beli mereka menurun.

Dari keresahan itu pada pemerintahan SBY punya terobosan untuk mengganti BBM ke bahan bakar gas (BBG). Awalnya gas ini digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan industri masyarakat kota. Gas tersebut disimpan dalam tabung gas (LPG). Namun tampaknya pemanfaatan gas LPG ini masih mendapat kendala.

Diantaranya distribusi gas tabung (LPG) yang terlambat menyebabkan kelangkaan gas di masyarakat dan membuat harga gas menjadi lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan pemerintah. Di sisi lainnya, para oknum tidak pernah kapok melakukan pengoplosan gas dari tabung bersubsidi ke tabung non subsidi sehingga minimbulkan banyak kerugian, baik bagi konsumen maupun produsen.
Oleh karenanya pihak BUMN, BUMD dan swasta yang bergerak dalam gas bumi mulai menerapkan sirkulasi gas bumi menggunakan pipa. Penggunaan pipa gas bumi PGN ini merupakan salah satu cara untuk menghindari kelangkaan gas dan kecurangan, seperti pengoplosan.

Pada tahun 2015, PGN mendapatkan penugasan dari negara membangun infrastruktur yang baru. Tepatnya, 30 Januari 2015 telah diresmikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said sejumlah infrastruktur gas bumi, diantaranya meliputi proyek pipa distribusi gas bumi Penaran, Tanjung Pinang, di Batam. Pipa ini mampu mengalirkan gas dengan kapasitas 75 MMSCFD, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, komersial, industri dan rumah tangga.


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Dari Kisah Sukses Para Pengusaha

Leak Survey, Jamin Kemanan Gas Bumi PGN

Singo Barong Syarat Cinta Dewi Sekar Taji